NAMA ASLI : YOSUA
NAMA KECIL : TIONG
TTL : OLUNG NANGO, 27 JULI 1998
TEMPAT TINGGAL : PURUK CAHU, MURUNG RAYA
SUKU : SIANG, DAYAK NGAJU, DAYAK DUSUN, MURUNG.
CITA-CITA : BUPATI MURUNG RAYA
NAMA KECIL : TIONG
TTL : OLUNG NANGO, 27 JULI 1998
TEMPAT TINGGAL : PURUK CAHU, MURUNG RAYA
SUKU : SIANG, DAYAK NGAJU, DAYAK DUSUN, MURUNG.
CITA-CITA : BUPATI MURUNG RAYA
Yosua Tiong Siang adalah seorang Suku Dayak Siang yang dilahirkan di Desa Olung Nango pada tanggal 27 Juli 1998 dengan nama Yosua, dan nama kecilnya Tiong. Dilahirkan dari pasangan bernama Yuhadi dan Marheni. Ayahnya, Yuhadi adalah seorang yang berkerja sebagai penyenso dan pengumpul batu, serta juga sebagai petani karet. Ayahnya adalah Suku Dayak Siang asli yang berasal dari Desa Olung Nango/ Soko. Bapak dari ayahnya bernama Ruben (anak dari Kotun, Kotun adalah anak Kaputok), sedangkan ibu dari ayahnya/Kakek adalah Suwidah/Nenek, dari Desa Mangkunjung. Ibunya, Marheni bekerja sebagai ibu rumah tangga yang juga kadang bekerja serabutan untuk memenuhi keperluan hari-hari meringankan beban keluarga. Ibunya lahir di Desa Tumbang Kunyi dari ayah bernama Martinus Hermen Binti (Suku Dayak/berasal dari Desa Taliu, anak dari Alm. Hermen Binti dan Alm.Herna Nyaring/Tbg. Mahuroi). Sedangkan nama Nenek dari ibu/ibu dari ibu adalah Liwung (Tbg. Bana). Sehari-harinya terkadang dipanggil dengan nama Joshua, Yos, Sua atau Tiong. Pada masa kanak-kanak sempat mengikuti Sekolah Taman Kanak-kanak, namu tidak sampai Tamat, kemudian bersekolah dasar di SDN Tumbang Nango, lalu pindah sekolah ke SDN Beriwit 3, Puruk Cahu pada saat memasuki kelas II Sekolah Dasar. Di sekolah tersebut dia merupakan siswa yang terbilang sedang-sedang saja, namun dalam peringkat dikategorikan cukup pintar di Sekolahnya karena selalu mendapat peringkat sepuluh besar, bahkan pernah mendapat peringkat pertama. Kemudian, pada saat tamat dari sekolah dasar, dia melanjutkan ke Tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Murung, Puruk Cahu. Selama di Sekolah tersebut, dirinya terbilang sebagai siswa yang cukup pandai, pernah juga meraih peringkat pertama saat kelas VIII, dis juga pernah mengikuti perlombaan seperti FLS2N dan OSN setingkat SMP di Palangkaraya, walau hasilnya kurang memuaskan karena keterbatasan persiapan dari pihak pembina, dia hanya keluar sebagai Juara Harapan III. Sekolah Menengah Atas ditempuhnya di SMAN 1 Murung Puruk Cahu, dan pernah menjuarai beberapa perlombaan akademik,maupun non-akademik, seperti Juara I Mewakili sekolah beserta dua kaka kelas pada ajang lomba KNPI 2012, Juara I pidato Bahasa Inggris Temu Osis 2014, Juara II OSN Kabupaten 2014, Juara Harapan III Putra Putri Pariwisata Murung Raya 2014, Juara "The Best Couple" pada pemilihan mr. dan miss valentine dan Juara III Audisi Penyiar berbakat Radio Swara Murung Raya yang membuatnya diterima sebagai penyiar di slah satu radio lokal di Kab. Murung Raya tersebut untuk mengisi program bahasa Daerah. Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas, dirinya sempat mendapatkan beasiswa untuk perguruan tinggi jalur bidikmisi, namun dibatalkan olehnya karena telah mendapatkan pekerjaan sebagai penyiar radio. Karena bakat dalam bahasa Inggris, dirinya pernah bekerja sebagai Assistent Kelas Pada Pelatihan bahasa Inggris Yayasa Agaphe Banjarmasin oleh Ibu Risforgawati dan Bapak Dedy Setianto serta juga Administrasi pada saat pelatihan bahasa Inggris yang diadakan BP3AKB di Murung Raya pada Tahun 2015. Sempat tinggal di Banjarmasin bersama dengan Ibu Risforgawati dan Bapak Dedy Setianto dari Yayasan Agaphe BJM dan akan di latih untuk menjadi salah satu instruktur di yayasan tersebut. Namun, kenyataan berkata lain, bapaknya tidak menyetujui hal tersebut dan membatalkan niatnya saat hendak pindah ke Banjarmasin. Akhirnya, dirinya mencari pekerjaan lain dan diterima sebagai Staff Administrasi salah satu lembaga Kursus dan Pelatihan di Kab. Murung Raya yaitu LKP Butterfly pimpinan bapak Hariyono, S.Pd selama kurang lebih lima bulan, kemudian diangkat menjadi salah satu instruktur bahasa Inggris selama kurang lebih tiga bulan. Kemudian dirinya mengundurkan diri dikarenakan mau berfokus dengan tugasnya sebagai penyiar di Radio Lokal SMURA milik pemerintah Murung Raya, dan juga dikarenakan pada saat itu dirinya harus rela melepas tugas sebagai instruktur adalah pada tanggal 10 Februari dirinya menikahi seorang wanita asal Desa Tabulang yang bernama Esa Natalia. Untuk saat ini dirinya hanya berfokus sebagai penyiar Radio. Memiliki hobi atau kegemaran membaca buku, mengarang puisi dan pantun, mempelajari berbagai bahasa asing, dan menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Dayak Siang. Cita-citanya ialah ingin memejukan wilayahnya dan juga menjadi seorang pemimpin yang jujur, karena selama ini dirinya prihatin akan kebanyakan penguasa yang terjerat kasus-kasus yang sangat mencoreng wibawa mereka sekaligus menyengsarakan masyarakat. Pegangan dalam kehidupannya adalah "Mengandalkan TUHAN" dan salah satu kata-katanya adalah "Selama masih dapat melihat birunya langit dan pandangan masih dapat kedepan, takkan ada hal yang mustahil asal kita yakin dan jangan putus asa, serta andalkan TUHAN".